A.
Gagasan
Teknik dan Bahan serta Perkembangan Seni Modern/Kontemporer
1.
Seni Rupa
Kontemporer
Istilah
kontemporer berasal dari bahasa inggris contemporary. Dalam seni rupa,
istilah kontemporer dipakai untuk menamai kecenderungan yang berkembang pada
masa mutahir atau sezaman. Artinya, seni rupa kontemporer memperlihatkan
kecenderungan (trend) yang umum terjadi pada waktu yang bersamaan dan masih
merupakan bagian perkembangan seni rupa modern yang rentang waktunya panjang. Ada
istilah dalam dunia seni rupa yang disebut avant-grade yang arti
harfiahnya garda depan. Istilah ini diberikan kepada sekelompok perupa yang
cenderung menentang kaidah dan mengendapkan nilai-nilai kebaruan serta bersifat
eksperimental.
a.
Seni
Lingkungan
Pertumbuhan seni
rupa kontemporer pada pertengahan tahun 1960-an ada kecenderungan para perupa
untuk memanfaatkan lingkungan alam. Mereka mengusung dua tujuan utama, yaitu
penilakan atas komersialisasi seni dan mendukung gerakan cinta lingkungan.
b.
Seni Rupa
Pertunjukan
Seni rupa
pertunjukan atau performance art mulai berkembang pada akhir tahun
1960-an dan bersifat mendunia. Istilah kecenderungan dalam seni ini berkaitan
dengan body art, happenings, action, fluxus, dan feminist art. Konsep
utama para perupa adalah bahwa diperlukan media ekspresi baru yang dapat
memadukan aspek gerak dan bunyi dengan aspek rupa. Elemen-elemen musik, tari
teater dan video pun turut membentuk cabang seni yang unik dan menganggap
peristiwa senilah yang paling utama. Perupa Vito Acconci, Laurie Anderson,
Chris Burden, Allan Kaprow, Meredith Monk, dan Robert Wilson adalah beberapa di
antara nama yang aktif berekspresi dengan seni rupa pertunjukan.
c.
Seni
Instalasi
Seni Instalasi (installation
art) berkembang sejak tahun 1970-an, terutama di Amerika Serikat dan Eropa.
Para penggiatnya diantaranya adalah Joseph Beuys (Jerman), Daniel Buren
(Prancis), Hans Haacke, Robert Irwn dan Judy Pfaff.
Makna seni
instalasi erat terkait dengan lokasi tempat karya ini dipasang sekaligus
dipamerkan, baik di galeri biasa maupun di tempat tertentu berdasarkan konsep
perupa. Karya yang dijual umumnya tidak dijual. Hal ini karena objeknya dapat
berupa apa saja.
d.
Seni Video
Istilah seni
video merupakan terjemahan dari video art yang mulai berkembang pada
pertengahan 1960-an. Seni video adalah karya rekaman video yang dibuat oleh
seorang perupa. Pelopornya adalah perupa kelahiran Korea bernama Nam June Palk
yang mempertunjukan hasil rekamanya di sebuah kafe di New York. Pengaruhnya
bersifat internasional, termasuk ke Indonesia.
Para perupa
penting seni video di antaranya adalah Ant Farm, Frank Gillette, Paul Kos dan
Bruce Nauman. Di Indonesia, perupa Khrisna Murti adalah salah seorang tokoh
penting seni baru ini. Kecenderungan para perupa untuk memanfaatkan teknologi
sebagai media berekspresi melahirkan beragam bentuk seni rupa alternative yang
inovatif atau baru sama sekali.
2.
Seni Kriya
Kontemporer
Istilah ini
diterapkan pada kecenderungan mutakhir yang menggejala di dalam seni kriya
dimana unsur kreativitas kriyawan dan kualitas estetik karya lebih diutamakan.
Dalam hal ini unsur keterampilan kekriyaan (craftmenship) penggiatnya
amat tinggi. Tegasnya, orientasi atau tujuan seni lebih penting daripada fungsi
pakai atau hiasnya meski sering kali karyanya diklasifikasikan sebagai karya
seni rupa kontemporer. Media yang digunakan dalam seni kriya amat beragam,
mulai dari keramik seperti yang dilakukan oleh Hilda Sumantri, Hendawan
Riyanto, Suyatna, Noor Sudiyati dan Nurzulis Koto. Pada media tekstil, Nia dan
Agus Ismoyo bereksperimen dengan media dan teknik yang berbeda sehingga muncul
bahasa ungkap yang baru. Lalu perupa Anuspati secara khusus banyak mengolah
media kayu. Pada seni serat (tapestry) perupa Yusuf Affendi, Biranul
Anas, dan Lengganu banyak menampilkan nilai ekspresi pribadi yang unik dan
berkarakter.
B.
Apresiasi
terhadap Karya Seni Rupa Modern/Kontemporer
Kata apresiasi berasal dari bahasa inggris,
yaitu to appreciate yang berarti menghargai, menilai, menyadari, atau
mengerti. Jadi, pengertian apresiasi seni rupa adalah suatu kegiatan dalam
menafsirkan karya seni khususnya seni rupa sehingga menyadari dan dapat
menghargai nilai yang terkandung di dalamnya.
Sebuah karya dapat dikenal atau dipahami oleh
masyarakat umum, perlu dilakukan ulasan atau resensi dari pakar yang
berkompeten di bidang seni rupa. Proses tersebut disebut kritik seni dan
dilaksanakan oleh seseorang yang disebut kritikus.
1.
Kritik
Seni
Kata kritik
berasal dari bahasa inggris critic atau critics. Kegiatan kritik
merupakan salah satu aspek dari apresiasi yang berkaitan dengan kegiatan
memberi resensi (ulasan) suatu pameran atau karya seni. Teori estetika yang
berkaitan dengan ilmu lain, seperti sejarah dapat disajikan landasan kritik
tersebut. Adapun cara memberikan komentar kritik terhadap karya seni, sebagai
berikut.
a.
Pameran,
tahap ini meliputi menemukan, mencatat, atau menyebutkan segala sesuatu yang
dilihat apa adanya dan belum mengambil keputusan.
b.
Uraian
kebetulan (formal), pada tahap ini ditelusuri sebuah karya seni berdasarkan
struktur bentuknya dengan mencoba merincinya.
c.
Penafsiran
arti atau makna, tahap ini meliputi tema yang digarap dan masalah-masalah yang
disajikan.
d.
Penilaian,
dalam tahap ini ditentukan derajat suatu karya seni jika dibandingakan dengan
karya lain yang sejenis.
Kritik seni
terdiri atas berbagai jenis, yaitu sebagai berikut.
a.
Kritik
jurnalistik
Kritik ini
biasanya berupa pemberitahuan mengenai aneka peristiwa dalam dunia seni rupa
yang muncul di media cetak, berupa surat kabar dan majalah. Isinya berupa
ulasan ringkas dan jelas, tetapi jarang disertai dengan analisis sistematis.
b.
Kritik
ilmiah
Kritik jenis ini
disebut juga kritik akademis yang berkembang di perguruan tinggi seni. Kajian
kritiknya bersifat luas, mendalam, dan sistematis dengan landasan metodologi
penelitian ilmiah.
c.
Kritik
populer
Kritik populer
lahir dari tulisan penulis seni yang tidak menuntut keahlian kritis walaupun
dapat saja kritik mereka sama berkualitasnya dengan kajian kritikus
professional. Kritik jenis ini berkembang di seluruh dunia.
d.
Kritik
pedagogik
Kritik ini
berlangsung di dunia pendidikan, terutama pada proses pembelajaran seni ketika
seorang guru dapat berperan, sebagai kritikus terhadap karya para
siswanya.Tujuanya agar bakat dan potensi siswa dapat dikenali dan dikembangkan.
2.
Kritikus
Seni Rupa
Kritikus seni rupa Indonesia yang dianggap berwibawa dan objektif adalah
Trisno Sumarjo, Popo Iskandar, Sanento Yuliman, Agus Dermawan T, Jim Supangkat,
dan mamannoor. Publikasi berupa tulisan mereka dimuat di berbagai media massa
dan menjadi pemicu positif bagi pertumbuhan seni rupa di tanah air. Selain itu
tidak jarang mereka pun menulis kurasi atau tulisan pengantar bagi kegiatan
pameran seorang perupa.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dimiliki oleh seorang
apresiator untuk melakukan apresiasi seni.
1.
Pengetahuan
tentang seni rupa
Pengetahuan tersebut meliputi kesejarahan, bahan yang digunakan, dan
bahasa rupa yang diaplikasikan dalam karya seni rupa.
2.
Kegemaran
terhadap Karya Seni Rupa
Kegemaran terhadap karya seni rupa berarti menyukai dan mencintai karya
seni rupa. Menyukai karya seni rupa akan mempermudah untuk melakukan apresiasi.
Sebab, dengan menyukainya berarti selalu ingin menikmati dengan melihatnya.
3.
Kepekaan
estetik
Kepekaan estetik merupakan hal utama dalam melakukan apresiasi seni
rupa. Kepekaan estetik dapat diandaikan tentang pemahaman terhadap bahasa
visual, dapat mengidentifikasi kualitas unsur karya seni rupa yaitu dapat
merasakan kondisi warna, garis, bentuk, dan teksturnya.
4.
Sikap
Penghargaan terhadap Karya Seni Rupa
Sikap penghargaan terhadap karya seni rupa timbul setelah tiga hal di
atas dimiliki. Sebaliknya, apabila ketiga hal di atas tidak dimiliki maka sikap
menghargai tidak akan timbul.
C.
Seni Rupa
Kontemporer
Seni rupa telah berkembang pada zaman lampau
hingga masa kini yang menghasilkan beraneka ragam corak serta mempunyai
bermacam fungsi. Karya seni rupa tradisional umumnya mempertahankan dan
melestarikan nilai-nilai tradisi, sehingga tidak mengalami perubahan baik dari
segi bentuk maupun fungsinya.
Seni rupa kontemporer muncul karena dipengaruhi
oleh keadaan yang terjadi dalam waktu tertentu, sehingga situasi dan kondisi
saat itu menjadi ide bagi seorang seniman untuk membuat suatu karya seni rupa.
Teknik yang digunakan oleh para pelaku seni
kontemporer bermacam-macam, antara lain teknik konvensional dan teknik
nonkonvensional. Cara konvensional adalah cara yang sudah biasa digunakan.
Contohnya cara melukis, membuat patung, dan seni grafis, sedangkan cara nonkonvensional
adalah cara –cara yang tidak lazim digunakan, seperti karya seni instalasi yang
dibuat dari ranting dan barang-barang bekas atau menyusun macam-macam material
dengan cara merangkai, mengikat, dan menyambung.
Seni rupa modern adalah seni rupa yang
mengutamakan kreativitas dalam menciptakan sesuatu yang baru dan belum ada.
Pada abad ke-19 mulai tumbuh berbagai aliran, seperti klasikisme, romantisme,
impresionisme, realism, dan monumentalisme.
Klasikisme, yaitu aliran yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Terikat
pada norma-norma intelektual yang berlaku
b.
Bentuk
selalu seimbang dan harmoni
c.
Batasan-batasan
warna bersifat bersih dan statis
d.
Raut muka
tenang dan berkesan agung
e.
Menggambarkan
kisah/cerita tentang istana
f.
Cenderung
dilebih-lebihkan
Aliran ini muncul di Prancis yang dimotori oleh
Royal Academy (sekolah tinggi). Pelukis
yang berairan ini adalah David pelukis zaman Napoleon dan Jan Igre
(1780-1867). Aliran ini juga diterapkan pada seni bangunan seperti bangunan
Gereja Madeleine yang terdapat di Paris.
Romantisme, yaitu aliran yang menentang klasikisme yang cenderung
statis. Aliran romantisme mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a.
Mengandung
cerita yang dahsyat dan cenderung emosional
b.
Penuh
gerak secara dinamis
c.
Batasan-batasan
warna bersifat kontras dan meriah
d.
Pengaturan
komposisi hidup
e.
Mengandung
kegetiran, menyentuh perasaan
f.
Kedahsyatan
melebihi kenyataan
Karya lukisan beraliran romantisme yang sangat
terkenal adalah “Rakit Mendusa” karya Theodore Gericould (1791-1824). Pelukis
Indonesia yang beraliran Romantisme dan pernah berguru pada Gericould adalah
Raden Saleh, Karya-karyanya seperti Antara hidup dan mati, Berburu benteng, dan
Perang Diponegoro.
Realisme, yaitu
aliran yang muncul sebagai protes terhadap aliran romantisme yang
melebih-lebihkan kenyataan. Aliran ini dicetuskan oleh Custavo Coubert, dia
berpendapat bahwa lukisan pada dasarnya seni yang konkret, ada dalam kenyataan
di masyarakat. Objek lukisan menampilkan figure-figur rakyat biasa. Karya
lukisan Custavo Coubert ialah Tukang Batu. Dalam seni Patung pun berkembang
gaya realis. Tokoh-tokoh realisme lainya adalah Jean Francois, Millet, Honore
Daumer, dan Rodin (pematung).
Naturalisme,
yaitu aliran yang mempunyai konsep bahwa lukisan yang baik adalah lukisan yang
sama persis secara visual dengan benda-benda yang dilukisnya atau bersifat
alami. Tokoh dalam aliran ini di antaranya adalah Rembrandt, George Cole, John
Constable, dan William Callow.
Impresionisme,
yaitu aliran dalam seni lukis menampilkan suatu kesan yang sangat dipengaruhi
oleh cuaca. Pelukis beraliran ini berusaha menangkapkan efek-efek cahaya dan
warna yang terdapat dalam suatu benda. Contoh lukisan yang beraliran ini adalah
lukisan potret karya Auguste Renoir, Still Life Apples karya Paul Cezanne.
Tokoh-tokoh lainya dalam aliran ini adalah Claude Monet dan Edgar Degas.
Ekspresionisme,
yaitu aliran yang menekankan bentuk objek secara visual saja, tetapi juga objek
yang diungkapkan lewat ekspresi jiwa dan perasaan. Karya lukisan Van Gogh,
seperti Self Potrait, Bunga Matahari. Tokoh-tokoh lainnya dalam aliran ini
adalah Paul Cezanne, Paul Gauguin, dan Emil Nolde.
Fauvisme, yaitu aliran yang betul-betul membebaskan diri dari batasan-batasan aliran terdahulunya. Tokoh-tokohnya antara lain Henry Mattise, Andre Derain, George Rouault, dan Maurice de Vlaminck.
Kubisme, yaitu
aliran yang menekankan konsep bentuk-bentuk geometri. Aliran ini dilontarkan
oleh Henry Mattise atas karya-karya George Braque yang berjudul “panorama”,
dalam lukisan tersebut rumah-rumah dilukis dalam bentuk kotak-kotak kubus.
Tokoh-tokoh aliran kubisme ialah George Braque, Pablo Picasso, dan Leo Getel.
Futurisme adalah
aliran yang muncul sebagai reaksi terhadap aliran kubisme yang dianggap statis.
Tokoh-tokoh aliran ini seperti, Carlo Carta, Buido Severini, Umberto Baccioni.
Pelukis Indonesia yang beraliran ini adalah Sutjipto Adi dengan karyanya Hak
Hidup dan Kelahiran.
Abstraksionalisme
adalah aliran abstrak yang berusaha melepaskan diri dari sensasi-sensasi atau
asosiasi-asosiasi figurative suatu objek. Tokoh aliran ini seperti Malevich,
Piet Mondrian, Wassily Kandinsky, dan Van der Leek.
Dadaisme adalah
aliran yang membebaskan diri dari kaidah-kaidah seni yang berlaku. Ciri aliran dadaisme
ialah sinis dan berusaha melenyapkan ilusi pada karya-karyanya. Tokoh-tokoh
aliran ini adalah Marcel Ducham, Jean Arp, dan Lazio Mohoyi.
Surealisme adalah
aliran yang banyak dipengaruhi oleh teori analisa psikologi mengenai
ketidaksadaran dalam impian. Tokoh-tokoh aliran ini adalah Salvador Dali, Andre
Masson, dan Joan Miro.
Artikel yang bagus... Saya ingin berbagi artikel tentang Pertunjukan Ganti wajah Sichuan Opera di http://stenote-berkata.blogspot.hk/2017/11/ganti-wajah-opera-sichuan.html
BalasHapusLihat juga video di youtube https://youtu.be/JTdn8XaPp-I
Sands Casino Review
BalasHapusSands Casino Review 2021. Established 카지노 in 2006, this casino has been entertaining visitors for over a decade. With its large selection of slots 1xbet and table games Rating: 샌즈카지노 3.2 · Review by Stephen Tailby